KEEROM [PAPOS] – Kawasan Arso 14, Distrik Skanto Kabuapten Keerom dicanangkan sebagai kawasan percontohan agro wisata durian dan porang yang diinisiasi Paguyuban Pasundan Papua.
Pencanangan tersebut dilakukan Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom, Dr. Muhammad Ridwan Rumasukun, SE, MM, Sabtu (28/11/2020).
“Ini merupakan ide cerdas dalam melihat peluang yang ada, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, butuh dukungan dari semua pihak untuk membangun perekonomian,” Kata Ridwan.
Menurutnya, pencanangan ini sejalan program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19.
“Hal ini sangat tepat diterapkan, sebab sampai saat ini konsep tersebut belum ada di Papua,” Ujarnya.
Ia menyebut program agro wisata tersebut merupakan suatu yang baru di Papua namun sudah mengglobal.
“Saya berharap ini dapat dikembangkan dan diteruskan di seluruh wilayah Papua dan Papua Barat,” Ucapnya.
Ridwan pun yang juga menjabat sebagai Asisten III Bidang Umum Sekda Papua, mengapresiasi kontribusi warga pasundan yang dinilai telah berperan aktif dalam menjaga situasi keamanan di Papua tetap kondusif.
“Saya harap kontribusi warga pasundan dalam menjaga keamanan di Papua terus ditingkatkan,” Katanya lagi.
Sementara Ketua Umum Paguyuban Pasundan Papua, M. Irianto Pawika, mengaku hingga saat ini sudah ada sekitar 12 hektare lahan yang akan dikembangkan menjadi kawasan agro wisata.
Sebelumnya kawasan tersebut telah digunakan sebagai perkebunan Pepaya California, namun karena nilai ekonominya rendah, maka pihaknya berinisiatif untuk menanam bibit durian montong dan porang.
“Sementara ini kita semua ada 70 KK, kalau per KK tanam 20 bibit saja sudah ada 1.400 bibit yang ditanam,” terangnya.
Irianto mengklaim bila bibit-bibit tersebut didapat secara swadaya sehingga ia berharap Pemkab Keerom melalui Dinas Pertanian dan Perikanan bisa mendukung dengan memberikan bibit durian dan porang.
Setelah ini, seluruh aspek yang dibutuhkan agar kawasan tersebut bisa menjadi agro wisata akan disiapkan.
“Fasilitas-fasilitas penduking kami akan siapkan, baik secara mandiri atau juga bila ada dukungan dari pemerintah, ini sambil menunggu bibit-bibit yang ditanam berbuah, estimasinya 4 tahun,” kata Irianto.[tho]
Comment