by

MRP Pokja Agama Dengar Pendapat Lintas Agama Antisipasi Radikalisme

-Daerah-2,819 views

Serui, (Papos) Majelis Rakyat Papua (MRP) melalui Pokja Agama melakukan rapat dengar pendapat lintas agama di Kabupaten Kepulauan Yapen, bertempat di Hotel Mauren Serui, Sabtu (9/11).

Kegiatan dengar pendapat ini di buka Wakil Bupati Kepulauan Yapen Frans Sanadi,S.Sos dihadiri Angota MRP bidang Pokja Agama DR.Tomi wanggai dan Roberth D. Wanggai S.Sos hadir juga Wakapolres Kepulauan Yapen Kompol Marta S Tolau, Pasilog Kodim 1709 YAWA Letnan Satu J.Purba serta para pimpinan organisasi Umat beragama se Kabupaten Kepulauan Yapen.

Wakil Bupati Frans Sanadi dalam sambutanya menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan Pokja Agama MRP, dimana forum tersebut sangat penting dan strategis guna mengevaluasi dan mensinergiskan program kerja kegiatan di bidang ke Agamaan oleh setiap organisasi yang berada di kabupaten kepulauan Yapen.

Roberth Wanggai saat di temui awak media usai kegiatan mengatakan, dengar pendapat yang dilaksanakan mendapatkan beberapa hal permasalahan, namun yang terpenting menurutnya adalah kerukunan umat beragama di kabupaten kepulauan Yapen.

“Waktu kita dengar pendapat ternyata banyak hal yang kita dapati tapi yang penting kerukunan umat beragama. kita tidak ingin perpecahan intoleransi dan kita sepakat tidak ada radikalisme,” kata Roberh.

Untuk mengantisipasi kelompok radikal yang menggangu stabilitas keamanan, ia berharap agar fungsi intelijen dapat sedini mungkin mendeteksi keberadaan kelompok tersebut.

“Kita berharap intens fungsi-fungsi inteligen daripada kepolisian untuk menangkap sinyal-sinyal yang ketika ada di Serui mereka sudah tangkap,” harapnya.

Dalam pendeteksian kelompok radikal tersebut Robert mengatakan bahwa proses penanganan di Yapen belum seperti di wilayah Jayapura.

“kami lihat tidak dilakukan seperti yang di Jayapura ketika ada kelompok-kelompok yang mencurigakan yang hadir sudah di ikuti semua intelijen kepolisian dan mereka laporkan kronologis tujuan kemana dan jemaat mana, namun ini belum terlambat, tapi Wakapolres sudah catat bahwa ini akan dilakukan dengan senergitas antara lembaga-lembaga,” Pungkasnya.

Dalam pertemuan juga terungkap, bahwa ditemukan beberapa Jemaat tertentu yang berjalan dengan pakaian yang tidak lazim yang terlihat sangat mencurigakan.

“Tadi kita dapat dari ketua Klasis Yapen Selatan mereka menemukan jemaat jemaat tertentu jalan dengan berpakaian eksklusif yang tidak populer dikalangan masyarakat. Bagi saya jika mereka dapat laporkan kepada pihak yang berwajib, kemudian hasilnya di bagikan di grub WA jadi kita bisa merasa tenang,”ungkapnya.

Roberh juga mengapresiasi Pemda Yapen yang sangat responsif dalam membantu pelayan umat beragama di daerah kepulauan Yapen, namun saat diskusi dengar pendapat beberapa harapan dari umat agama minoritas seperti Buddha dan Hindu yang terkendala dengan pendirian rumah ibadah.

“Kami dapat kesan juga Pemda Yapen sangat responsif untuk membantu para pelayan-pelayan pembantu umat disini baik kristen maupun Islam dan kami dapati juga ada minoritas agama lain seperti Budha Hindu, disitu mereka menyampaikan unek mereka untuk mendirikan rumah ibadah tetapi mereka terbentur peraturan menteri agama dimana mereka belum memenuhi syarat itu,”

“Tadi juga kita dapati hal baru misalnya penggunaan Toa di Mesjid dimana ada keresahan keresahan tetapi itu kita batasi tapi kita nanti rekomendasi kan kepada FKUB dan Kementrian Agama untuk mereka dilakukan pertemuan karena penggunaan Toa di Mesjid itu sudah diatur dalam peraturan menteri Agama,” Ucapnya

Atas keberagaman Agama yang hidup harmonis di Yapen Roberth berharap Kabupaten Kepulauan Yapen dapat memenangkan Hormonis Award dari kementrian Agama kedepan.

“Kami berharap Yapen tetap harmonis kalau bisa kedepan dia harus dapat Harmonis Award, seperti tahun ini Kementrian Agama memberikan Award kepada Maluku sebelumnya Manado,” harap Roberth.

Katua FKUB Pdt. Marten Waromi, S.Pak menyampaikan bahwa seluruh umat beragama bersama Tokoh lintas agama perlu mempererat hubungan keharmonisan.

“Beberapa hal penting yang menjadi perhatian bersama seluruh umat beragama terutama tokoh-tokoh lintas agama perlu mempererat hubungan dan keharmonisan dalam rangka menjaga keimanan menjaga kebersamaan, tugas dan tanggungjawab FKUB kepulauan Yapen adalah supaya bersama sama dengan lembaga lembaga keagamaan trus mendukung program pemerintah dibidang ke agamamaan,” ujar Pdt. Marten.

Menurutnya kehadiran MRP melalui Pokja Agama supaya Forum Kerukunan Umat beragama dan pemerintah bersama-sama membangun kerukunan guna mengantisipasi gejolak sosial

“Kehadiran Pokja Majelis rakyat Papua dikabupaten kepulauan Yapen bagaimana supaya FKUB dan pemerintah kita bersama-sama menciptakan sekaligus membangun kerukunan umat beragama guna mengantisipasi segala gejolak sosial yang sementara ada di kehidupan masyarakat,” Tandasnya. (rich/Itink)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed