by

Ekonomi Papua Terkontraksi -23,98 Persen, Ini Penyebabnya

-Ekbis, Info Papua-2,002 views

JAYAPURA (PAPOS) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua merilis pertumbuhan ekonomi Papua Triwulan II tahun 2019.

Pada triwulan II tahun 2019 dibandingkan triwulan II tahun 2018 mengalami kontraksi pertumbuhan-23,98 Persen.

Kepala BPS Provinsi Papua, Simon Sapary mengatakan, pertumbuhan ekonomi Papua terkontraksi disebabkan lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi yang cukup dalam hingga -57,48 persen.

Pada triwulan II tahun 2019, kata Simon, produksi bijih logam PT Freeport masih mengalami penurunan produksi seperti halnya triwulan I dikarenakan masa transisi penambangan dari tambang terbuka (openpit) ke tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).

“Selama tahun 2019 diperkirakan produksi bijih logam PT Freeport akan mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2018 dimana pada tahun ini tiga triwulan pertama mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi,” jelas Simon, di kantor BPS Papua, Senin (5/8/2019).

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua, Eko Mardiana menjelaskan, selain pertambangan dan penggalian, kategori yang mengalami pertumbuhan negatif lainnya adalah kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar -0,93 persen.

Lebih lanjut Eko mengatakan, sepanjang triwulan II tahun 2019 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2018, sebagian besar kategori mengalami pertumbuhan positif dengan pertumbuhan tertinggi pada kategori informasi dan komunikasi sebesar 9,82 persen.

“Disusul kategori konstruksi 8,92 persen dan kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 8,85 persen,” imbuh Eko.

“Adanya perayaan hari besar keagamaan, libur panjang sekolah, dan persiapan Papua sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional tahun 2020 mendatang turut mendongkrak pertumbuhan kategori-kategori tersebut,” sambungnya.

Pada triwulan II tahun 2019, struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Papua menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Nilai kontribusi kategori lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 21,39 persen, konstruksi 15,54 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan 13,32 persen, administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib 11,55 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,43 persen.

“Kategori-kategori tersebut masih mendominasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Papua,” ujar Eko. (Syahriah)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed