JAYAPURA (PAPOS) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat pada bulan Juli 2019 Provinsi Papua mengalami penurunan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) masing-masing di Kota Jayapura sebesar
0,41 persen atau terjadi penurunan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 142,37 pada Juni 2019 menjadi 141,78 pada Juli 2019. Demikian pula di Merauke pada Juli 2019 mengalami deflasi sebesar 0,49 persen atau terjadi penurunan angka IHK dari 139,74 pada Juni 2019 menjadi 139,05 pada Juli 2019.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua, Bambang Wahyu Ponco Aji mengatakan, secara umum, dari 82 kota IHK tercatat 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota lainnya mengalami deflasi. Deflasi di Kota Jayapura terjadi akibat penurunan harga barang dan jasa pada kelompok kelompok bahan makanan sebesar -0,66 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar -0,07 persen; serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -1,16 persen.
“Adapun kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen; kelompok sandang sebesar 0,52 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,03 persen. Sedangkan di Merauke penurunan harga barang dan jasa disebabkan oleh penurunan angka indeks pada kelompok bahan makanan sebesar -2,66 persen. Adapun kelompok yang mengalami inflasi yaitu pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,13 persen; kelompok sandang sebesar 0,56 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,11 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,03 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,73 persen,” jelas Bambang, Kamis (1/8/2019).
Ditambahkan, faktor pendorong terjadinya deflasi di Kota Jayapura bulan Juli 2019 adalah penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain: tarif angkutan udara, ikan ekor kuning, bawang merah, cabai rawit, buah pinang, tomat sayur, kubis, cabai merah, bawang putih, tomat buah, dan lain-lain. Adapun komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain: seragam sekolah anak, daging sapi, gula pasir, ikan mujair, mobil, kangkung, kentang, talas/keladi, daging ayam kampung, ikan gabus, dan lain-lain.
“Sementara itu faktor pendorong terjadinya deflasi di Merauke bulan Juli 2019 adalah penurunan harga pada beberapa komoditas antara lain: bawang putih, ikan mujair, bayam, bawang merah, ikan kembung, kubis, tomat buah, daging ayam ras, cabai merah, kembang kol, dan lain-lain. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan yaitu pada komoditi: tarif angkutan udara, kacang panjang, cabai rawit, obat dengan resep, ketimun, kangkung, daging ayam kampung, daun kemangi, emas perhiasan, daging sapi,” ujar Bambang.
Besaran andil masing-masing kelompok komoditi terhadap perkembangan inflasi bulan Juli 2019 di Kota Jayapura yaitu: kelompok bahan makanan sebesar -0,17 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar -0,01 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,005 persen; kelompok sandang sebesar 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,00 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,002 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan -0,26 persen.
Adapun besaran andil kelompok komoditi terhadap perkembangan inflasi Juli 2019 di Merauke adalah kelompok bahan makanan sebesar -0,87 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,03 persen; kelompok sandang sebesar 0,03 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,001 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. (Syahriah)
Comment