JAYAPURA (PAPOS) – PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UWP2B) terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan. Memasuki triwulan IV tahun 2019, PLN telah berhasil mencatatkan pencapaian yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Hingga September 2019, PLN UIWP2B berhasil meningkatkan jumlah pelanggan menjadi 655.215 pelanggan dari 613.626 pelanggan di tahun lalu. Meningkat 6,78 persen dari tahun 2018.
Penambahan jumlah pelanggan tersebut juga berimbas pada meningkatnya penjualan listrik dibanding tahun sebelumnya. Saat ini PLN UIWP2B mencatatkan penjualan listrik sebesar 1.154.005.072 kWh. Naik dari tahun 2018 periode yang sama yakni 1.092.588.445 kWh.
“Tahun ini jumlah pelanggan di Papua dan Papua Barat meningkat dari tahun lalu sebesar 6,78%. Begitu pula dengan penjualan energi listrik yang meningkat sebesar 5,62% apabila kita bandingkan dari tahun lalu, ” kata Ari Dartomo, General Manager PLN UWP2B, Minggu (27/10/2019).
“Meskipun adanya peningkatan baik dari jumlah pelanggan hingga penjulan, kami tetap fokus melistriki masyarakat di Tanah Papua ini,” sambung Ari.
Dikatakan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di kota-kota di Provinsi Papua dan Papua Barat, PLN UIWP2B juga memastikan kesiapannya dalam menyuplai pasokan listrik untuk pelanggan. Penambahan kapasitas pembangkit serta jaringan dan pemeliharaannya terus dilakukan.
Namun, pemerataan ketersediaan listrik juga menjadi fokus utama PLN UIWP2B.
“Melalui program Listrik Desa, tahun ini Kami telah melistriki 106 desa di Papua dan Papua Barat yang sebelumnya gelap gulita dan 364 desa dalam progres,” imbuhnya.
“Pembangunan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) merupakan prioritas Kami dalam memenuhi kebutuhan daya untuk desa-desa yang baru terlistriki,” sambungnya.
Lebih lanjut, untuk melistriki desa di Tanah Papua merupakan tantangan tersendiri bagi PLN. 1.123 jumlah desa yang harus dilistriki tahun 2020. Sesuai arahan dari pemerintah pusat, kami upayakan EBT yang ada untuk melistrik desa di Papua dan Papua Barat.
Dengan adanya program tersebut, rasio elektrifikasi desa di Papua dan Papua Barat yang saat ini berada di angka 97 persen diharapkan dapat mencapai 100 pada tahun 2020 nanti.
“Kami optimis target tersebut dapat tercapai. Kami harus memastikan bahwa pada akhirnya listrik dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia,” ucapnya. (Syahriah)
Comment