JAYAPURA (PAPOS) — Gedung Gereja Methodist Indonesia (GMI) Pos Pelayanan Biji Sesawi Jayapura Provinsi Papua ditahbiskan pada Minggu (24/08/2025), oleh Pimpinan GMI Wilayah II, Bishop Sabam Lumban Tobing, M.A. Penahbisan ini ditandai dengan ibadah syukur disertai penyampaian firman Tuhan dan peneguhan pengurus gereja yang baru.

Dalam khotbahnya, Bishop Sabam Lumban Tobing menyampaikan pesan mendalam mengenai panggilan hidup orang Kristen untuk hidup berbeda dari dunia.
Dimana menurutnya bahwa pentingnya kehidupan yang kudus dan berkenan kepada Tuhan, merujuk pada ajaran Rasul Paulus agar umat tidak hidup menurut standar dunia, melainkan mengikuti kehendak Allah.
“Perbedaan itu bukan hanya soal keyakinan, tapi harus nyata dalam sikap, perbuatan, dan tindakan sehari-hari,” ujar Bishop.
Untuk itu, Bishop mengingatkan jemaat agar tidak menjadi “Kristen musiman” yang hanya hadir di gereja pada hari-hari besar keagamaan.
Bishop menyayangkan rendahnya pemanfaatan gedung gereja di beberapa tempat. Untuk itu, diharapkan agar gedung GMI Biji Sesawi Jayapura bisa dimanfaatkan setiap hari untuk pembinaan rohani. “Gedung ini dibangun dengan biaya besar. Jangan hanya dipakai seminggu sekali. Gunakan untuk membangun persekutuan dan pembangunan karakter,” tegasnya.
Bahkan, Bishop juga mendorong pengurus dan seluruh jemaat untuk membangun relasi yang lebih intim dengan Tuhan dan aktif dalam pelayanan.
“Walaupun saat ini jemaat GMI Biji Sesawi Jayapura sangat sedikit, namun ketika kuasa Tuhan bekerja maka, yakin jumlah ini akan terus bertambah jika didukung dengan pembinaan yang rutin dan persekutuan yang setia,”tukasnya.
Di akhir khotbah, Bishop mengajak umat untuk menjaga kekudusan hidup, tidak hanya secara lahiriah, tetapi juga dalam roh dan pikiran. “Biarlah Roh Kudus bekerja dalam kita, membentuk kita menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan,” imbuhnya.
Lebih lanjut disampaikan Bishop menyampaikan pesan khusus kepada kepada seluruh jemaat agar menjaga kesatuan internal serta membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar.

“Kesatuan di dalam jemaat adalah kekuatan utama untuk menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar. Kami harap hubungan antar umat beragama di sekitar gereja ini dapat terus terjalin baik. Bekerjasama dengan RT, RW, dan aparat desa dalam menjaga kebersihan, ketertiban, dan keindahan lingkungan,” pesannya.
Bishop Sabam juga menekankan pentingnya partisipasi gereja dalam mendukung program-program pemerintah, termasuk dalam memerangi penyakit masyarakat seperti narkoba dan tindak kriminal lainnya.
“Kami percaya, jika masyarakat menjaga lingkungan dan kehidupan sosial yang damai, ini akan mendatangkan berkat bagi Jayapura dan Papua. Keindahan alam Papua ini luar biasa, dan jika didukung oleh masyarakat yang tertib dan ramah, tentu akan menarik wisatawan dan membawa kesejahteraan,” tambahnya.
Hadir dalam penahbisan gedung Gereja DS Pdt. Johanes Samosir S.Th M.Pd.K, Pimpinan jemaat GMI Jakarta Pusat, Pdt. Tagor Sihombing, Lay leader GMI Jakarta Pusat Prof DR dr Martin Rumende dan dr Ester Situmeang, Ketua Komisi PI Misi GMI Jakarta Pusat Kolonel Cke Henri Panggabean SP.d MM, Harris F. Sitorus beserta E.Lisa Chandra.
Sementara itu, Gembala Jemaat GMI Biji Sesawi Jayapura, Pdt. Aliyah A.Y., S.Th, menjelaskan bahwa kepindahan ke gedung baru ini adalah langkah strategis dalam memperluas pelayanan GMI di Papua. “Sebelumnya kami beribadah di Jaya Asri, namun karena masa kontrak telah berakhir, kami segera pindah ke tempat ini,” jelasnya.

Menurut Pdt. Aliyah, sejak kepindahan tersebut, jumlah jemaat mulai bertambah secara bertahap. Hal ini sejalan dengan visi gereja untuk menjangkau lebih banyak jiwa dan memperluas pelayanan. Gedung baru ini kini menjadi pusat kegiatan yang lebih aktif dan terstruktur, dengan berbagai program rutin seperti Persekutuan Wanita (PWMI), Persekutuan Pria (P2MI), Persekutuan Pemuda (P3MI), Sekolah Minggu, pelatihan musik anak, hingga pengajaran rohani.
“Dengan ruang yang lebih luas, kami tidak membatasi pelayanan hanya pada hari Minggu. Ke depan, persekutuan doa akan digelar rutin setiap minggu. Gereja ini tidak akan kosong,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan harapan agar GMI Biji Sesawi dapat menjadi gereja induk dan pusat penginjilan GMI di Papua.
Ketua Pembangunan Gedung GMI, Johansen Ritonga, menjelaskan bahwa pembangunan gedung telah dimulai sejak tiga tahun lalu, dengan total anggaran mencapai Rp1,2 miliar. Gedung ini mampu menampung hingga 200 orang, dan dirancang sebagai tempat ibadah sekaligus pusat kegiatan sosial yang terbuka bagi masyarakat.
“Ke depan, gereja ini juga akan digunakan untuk kegiatan sosial seperti bakti sosial, pelatihan, dan pelayanan kemasyarakatan lainnya. GMI hadir untuk menjadi berkat, bukan hanya bagi jemaat, tetapi juga masyarakat luas,” pungkas Johansen. [djoe]








