Di balik pegunungan dan lembah hijau Papua, setiap pagi anak-anak melangkah penuh semangat menuju sekolah. Tak peduli hujan turun atau jalan terjal membentang, mereka tetap berjalan dengan semangat yang jauh lebih kuat dari keterbatasan yang mereka hadapi.
Bagi banyak anak di pelosok Papua, belajar adalah perjuangan, bukan rutinitas. Jalan menuju sekolah bisa berarti menempuh jarak jauh, melewati sungai kecil, perbukitan, atau jalan berlumpur.
Sinyal internet belum merata, buku pelajaran masih terbatas, dan guru pun harus berjuang keras menjangkau tempat-tempat yang sulit. Namun satu hal yang luar biasa tetap menyala adalah kemauan mereka untuk belajar.
Di ruang kelas sederhana, dengan kursi kayu dan papan tulis seadanya, anak-anak duduk dengan mata yang penuh mimpi. Mereka menyalin huruf demi huruf, menyimak setiap penjelasan guru, dan berharap bisa menjadi seseorang yang berguna bagi kampung dan negerinya.
Mereka tidak mengeluh meski fasilitas terbatas. Mereka tidak menyerah walau tantangan datang silih berganti. Mereka hanya ingin kesempatan yang adil untuk belajar.
Pemerintah dan berbagai lembaga telah berupaya mendukung semangat ini. Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi generasi muda Papua, membuka peluang untuk belajar di sekolah dan perguruan tinggi unggulan di Indonesia.
Selain itu,
UNICEF dan Pemerintah Australia, bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, meluncurkan fase baru Program Pembelajaran Kelas Awal (Early Grade Learning/EGL) untuk meningkatkan kemampuan dasar literasi dan numerasi bagi anak-anak Papua di kelas awal sekolah dasar.
Di tingkat lokal, Pemerintah Kota Jayapura menanggung biaya pendidikan anak asli Port Numbay dan orang asli Papua melalui Program Kartu Numbay Pintar, memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh semua anak tanpa hambatan biaya.
Semua upaya ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, mimpi-mimpi anak-anak Papua dapat terwujud. Mereka bukan hanya penerima bantuan, tetapi mitra dalam membangun masa depan bangsa.
Kini saatnya kita semua bergandengan tangan.
Pemerintah, guru, masyarakat,
media, dan setiap individu. Mari bersatu mendukung perjuangan pendidikan di Papua. Kita tidak boleh lelah belajar dan tidak boleh lelah memperjuangkan hak untuk belajar.
Karena masa depan bangsa ini bukan ditentukan oleh kelimpahan, tetapi oleh semangat belajar yang tak pernah padam meski dalam keterbatasan.
Bukan tempat lahir yang menentukan masa depan, tapi keberanian untuk terus belajar dan berharap itulah kekuatan sejati putra-putri Papua.
Mari kita jaga nyala harapan itu karena satu anak Papua yang berani bermimpi dan belajar, adalah satu langkah lebih dekat menuju Indonesia yang lebih adil dan cerdas.
Untuk setiap anak yang berjalan jauh demi sebuah Pelajaran, Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025 kami melihatmu, mendukungmu, dan berjanji tak akan membiarkanmu berjuang sendiri. Teruslah belajar semangat kalian adalah cahaya harapan Indonesia Emas 2045.***