by

Sudah 10 Tahun Mesin Pabrik Petatas di Keerom Mubazir

JAYAPURA [PAPOS] – Pembangunan pabrik petatas (ubi jalar) di Arsopura, Distrik Skanto Kabupaten Keerom yang diperkirakan telah menghabiskan anggaran sekitar Rp 7 miliar, saat ini kondisinya terbengkalai.

Pasalnya, pabrik yang dibangun tiga tahun silam tepatnya tahun 2017 diatas lahan seluas 10 hektare (ha) justru dijadikan warga beternak sapi bahkan rumput sekitar gedung pabrik tersebut cukup tinggi.

Pada hal pabrik yang digadang-gadang sebagai pabrik untuk menampung pangan lokal dan diharapkan mampu memberdayakan dan meningkatkan eknomi masyarakat lokal tersebut, justru mubazir.

Saat memasuki bangunan pabrik tersebut, nampak terlihat mesin pengolahan yang didatangkan tahun 2010 bantuan dari Kementerian Perindustrian dan Koperasi tersebut masih tersegel dan jika diperhatikan mesin tersebut sama sekali belum digunakan.

Hal ini diketahui saat Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom Ridwan Rumasukun, Minggu (1/11/2020) didampingi Ketua DPRD Kabupaten Keerom Bambang Mujiono dan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Keerom Sunar mengecek keberadaan pabrik petatas milik Pemerintah Provinsi Papua tersebut.

Ketua DPRD Kabupaten Keerom Bambang Muji mengaku pabrik petatas ini merupakan aset Pemprov Papua, dimana diproses mulai dari tahun 2008 untuk pengadaan tanah sampai terakhir pemasangan pagar dan jalan masuk tahun 2019.

“Harapan kami dengan adanya asset yang sudah terbangun luar biasa ini, dapat dimanfaatkan. artinya dengan produksi petatas yang direncanakan dari awal progresnya tidak bagus dapat diriview kembali untuk difungsikan produksi pertanian lain,” Harapnya.

Kata dia, saat ini produksi singkong melimpah di Keerom dan dapat digunakan bahan baku pengolahan produksi tepung tapikoka untuk pemenuhan kebutuhan tepung di Papua.

“Potensi singkong pada satu desa siap panen sekitar 50 hektar dengan asumsi bisa produksi 40 ton per hektar,” Terangnya.

Ditanya mengenai kondisi mesin pengolahan, ia mengaku peralatannya dikirim ke Papua dalam peti dan belum pernah digunakan.

“Informasi terakhir saat ada kunujungi Dinas Perindustrian dan Koperasi Provinsi Papua dan Komisi II DPR Papua, kami minta untuk segera bertemu pihak produsen pabrik ini,” Jelasnya.

Upaya dari DPRD keerom, pihaknya sudah bertemu bahkan sudah melakukan kunjungan bersama antara DPR Papua, Dinas Perindustrian dan Koperasi dan DPRD Keerom.

“Kami sudah bertemu sebelum pandemi Covid-19, kami tunjukkan kondisinya,” Katanya.

Ia mengaku mesin tersebut merupakan bantuan Kementerian Perindustrian dan Koperasi tahun 2010.

kondisi mesin pengolahan petatas

Ditempat yang sama, Pejabat sementara (Pjs) Bupati Keerom Ridwan Rumasukun mengaku akan segera menindaklanjuti kondisi pabrik petatas tersebut.

“Kami akan sampaikan kepada teman-teman di provinsi untuk segera menindaklanjuti asset mesin dan tanah yang tersedia agar dimanfaatkan secara baik,” Jelasnya.

Menurut dia, pemerintah telah mengeluarkan anggaran cukup banyak sehingga pabrik petatas ini harus segera dimanfaatkan.

“Nanti teman-teman dari koperasi provinsi dan tembusan ke Pemda Keerom untuk pinjam pake, sehingga dapat difungsikan kebetulan singkong banyak produksinya, mungkin bisa dialihkan untuk digunakan untuk mengolah singkong,” Katanya lagi.

Jika nantinya produksi petatas sudah siap, dari Pemprov dapat menggunakan kembali. Dari pada mesinnya terbengkelai dan akan menjadi rusak.[tho]

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed