JAYAPURA [PAPOS] – Papeda merupakan makanan khas sekaligus makanan pokok masyarakat di Bumi Cenderawasih, Papeda yang terbut dari sagu tersebut biasanya disajikan pada acara penting.
Selain di Papua, sagu juga merupakan satu makanan favorit orang asli Indonesia, hal ini terungkap dalam relief di Candi Borobudur. Candi yang dibangun pada abad ke-8, dimana cerita rakyat tentang asal-usul pohon sagu, juga muncul dalam cerita Biwiripits dari Suku Asmat.
Di Papua, Papeda merupakan salah satu makanan favorit masyarakat pada umumnya. Papeda bahan pokoknya sagu yang diolah melalui berapa tahapann seperti diperas, disaring, kemudian dimasak saat sudah menjadi sagu.
Makanan ini memiliki tekstur kental, padat tapi rasanya tawar. Cara menyantapnya pun cukup unik. Gata-gata, alat sejenis garpu yang terbuat dari bambu, digunakan untuk menggulung papeda.
Dalam sejarahnya, makanan ini biasa disajikan saat acara penting yang berlangsung di beberapa wilayah di pulau Papua. Papeda masuk dalam daftar kuliner bersejarah. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan makanan itu sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia pada tahun 2015.
Olahan dari pohon sagu ini juga kaya manfaat, di dalam kandungan sagu terdapat vitamin A, B1, dan vitamin C. Berdasarkan hal itu sagu bermanfaat sebagai sumber utama karbohidrat atau makanan pokok, mengatasi pengerasan pada pembuluh darah, mengatasi sakit pada ulu hati, dan perut kembung.
Makanan ini biasanya disantap dengan beberapa jenis ikan yang dibumbui kunyit. Ikan tongkol, gabus, kakap merah dan ikan bubara adalah beberapa jenis contohnya. Selain dengan ikan, papeda juga bisa dimakan dengan sayur yang terbuat dari daun melinjo dan bunga pepaya yang ditumis.
Seperti yang diungkapkan Agustine Ariella Nere dalam podcast “Papua adalah Kita,” menjawab pertanyaan cepat dari netizen seputar kuliner asal Papua yang disukainya.
Jawaban yang cukup menggambarkan cita rasa kuliner khas Papua. Cerita lengkapnya, bisa Anda bisa simak melalui link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=jPFzw5dp1vg
Pengolahan ragam kuliner di berbagai daerah, biasanya dekat dengan masyarakatnya. Bahan-bahannya mudah ditemui untuk kemudian diolah.
Selain sagu, makanan lain yang bisa diambil dari pohon sagu adalah ulat sagu. Masyarakat Papua bisa menyantapnya dengan dibuat sate. Untuk mendapatkan ulat, masyarakat di sana sengaja menebang pohon sagu dan membiarkannya membusuk. Ulat sagu juga bisa dihidangkan bersama papeda atau roti sagu.
Selain sagu, masyarakat Papua sagat juga sangat menyukai makan ikaan sebagai makanan andalan. Ikan dapat disantap dengan berbagai menu seperti ikan bakar yang menjadi favorit di beberapa tempat. Di Manokwari misalnya, ikan bakar disajikan dengan bumbu ekstra pedas. Bumbunya berasal dari bumbu tabor, berupa sambal yang digiling kasar dan disajikan mentah.
Lain lagi dengan makanan ikan bungkus, makanan ini cukup uni sebab berbeda dalam bentuk penyajiannya. Pertama, ikan dibakar dengan menggunakan api kecil agar bumbu meresap hingga ke daging dan kemudian dibungkus dengan daun talas. Ikan bungkus ini sangat nikmat sebagai santapan wisatawan.
Sementara untuk cemilan atau makanan ringan, terdapat pisang goreng khas Indonesia Timur termasuk Papua. Setelah pisang digoreng menggunakan tepung, lalu disajikan dengan sambal. Inilah kekhasan dari pisang goreng di Papua.
Sambalnya menggunakan olahan ikan roa beserta cabai. Atau cukup menggunakan cabai merah, cabai rawit, dan beberapa bumbu lainnya.
Aktor Arya Saloka dan komika Arie Kriting pun turut meramaikan kuliner ini. Mereka memasarkan pisang goreng sambal di Jakarta. Selamat menikmati.[redaksi]
Comment