JAYAPURA (PAPOS) – Menjelang digelarnya Pesta demokrasi yakni Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 saat ini hampir tak pernah sepi dari ujaran kebencian di media sosial (Medsos).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Papua, Jeri Agus Yudianto di Jayapura, Selasa (21/6/2022) mengaku trend ujaran kebencian di kalangan pengguna media sosial di Papua mengalami peningkatan.
“Salah satu pemicunya trend meningkatnya ujaran kebencanaan adalah pengaruh kontestasi Pemilu 2024,” kata Jeri.
Ia menjelaskan, kontestasi politik sangat mempengaruhi munculnya ujaran kebencian. Ia pun memperkirakan hal ini akan semakin besar satu tahun jelang Pemilu 2024 mendatang.
“Pertumbuhan ujaran kebencian ini karena semakin banyak orang yang mengakses internet. Memang dua hal ini tidak bisa dipisahkan,” jelasnya.
Lanjutnya, kontestasi politik yang sedang terjadi tidak perlu dibawa ke ranah kehidupan pribadi sehingga kemudian terjadi ujaran kebencian atas dasar ketidakpuasan dan lainnya.
“Kalau kita sadari terkait politik itu, setiap lima tahun pasti ada pergantian kok. Tidak usah terlalu dibawa ke kehidupan pribadi lah,” tambahnya.
Selain pengaruh politik, lanjut Jeri, masalah ujaran kebencian ini juga dilatarbelakangi kurangnya literasi dan minimnya penegakan hukum karena enggannya korban melapor ke pihak berwajib.
“Literasi ini penting, ketika melihat gambar atau foto atau video di medsos yah disaring dulu sebelum disharing sehingga tidak memantik reaksi dari individu atau kelompok mengungkapkan kata-kata tidak sepantasnya,” imbaunya.
Ia pun mengajak warga pengguna media sosial dan pihak lainnya untuk bersama-sama melawan ujaran kebencian karena sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat.
“Salah satunya dengan cara tak terburu-buru mengungkapkan sesuatu di muka publik atau di medsos yang berpotensi mengandung ujaran kebencian,” pungkasnya.(tho)
Comment