JAYAPURA (PAPOS) – Sebagai bentuk sumbangsih Bank Indonesia (BI) terhadap dunia pendidikan dan sekaligus menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT BI ke – 66 dan HUT RI ke – 74, Bank Indonesia menyelenggarakan program “Bank Indonesia Mengajar” yang dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah kerja Bank Indonesia sejak tanggal 29 Juli hingga 7 Agustus 2019.
Dalam penyelenggaraan Bank Indonesia Mengajar di Papua, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua bekerja sama dengan Kodam XVII Cenderawasih dan Noken Clothing Papua melaksanakan Bank Mengajar di SMA Negeri 2 Jayapura, Senin (5/8/2019) yang diikuti 250 siswa dan guru SMA Negeri 2 Jayapura.
Bank Indonesia Mengajar juga menghadirkan narasumber Letnan Kolonel Inf. Erin Andriyanto selaku Pabandya Wanwil Staf Teritorial Kasdam XVII/Cenderawasih, dan Paris Asa Bumbungan selaku pemilik Noken Clothing mengusung tema “Peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan di Indonesia.
“Tujuan program Bank Indonesia Mengajar adalah untuk meningkatkan kepedulian terhadap edukasi dan literasi demi kemajuan pendidikan masyarakat Indonesia khususnya pelajar serta memberikan pemahaman tentang peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam era digital dan perkembangan ekonomi digital, serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Tigor Naek Sinaga disela kegiatan Bank Indonesia Mengajar.
Pada kesempatan tersebut, Tigor menjelaskan tentang tugas dan peran bank sentral dalam menjaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan stabilitas sistem pembayaran untuk menunjang pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu Mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah terhadap 2 hal yaitu barang dan jasa yang tercermin dari laju inflasi dan mata uang negara lain yang tercermin dari kurs (nilai tukar). Pertumbuhan ekonomi membutuhkan inflasi yang rendah dan stabil sementara itu nilai tukar Rupiah yang kuat dan stabil akan meningkatkan daya saing dan tahan terhadap guncangan,” jelas Tigor.
Ditambahkan, menghadapi era transformasi digital atau saat ini lebih dikenal dengan revolusi industri 4.0 dan mempengaruhi sektor sosial-ekonomi yang berasal dari meningkatnya interkonektivitas dari fungsi pekerjaan dan teknologi yang semakin canggih, menjadi komponen hadirnya digitalisasi ekonomi dan keuangan di seluruh dunia.
Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan inovasi dengan tetap menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, sistem pembayaran yang aman, lancar dan efisien serta mitigasi risiko dan perlindungan konsumen.
“Peran Bank Indonesia dalam digitalisasi ekonomi dan keuangan yaitu mendorong GNNT (Gerakan Nasional Non Tunai) dan inovasi di bidang keuangan seperti penerbitan peraturan penggunaan kartu kredit, kartu debit, ATM, dan e-money melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI), kemudian mendorong digitalisasi UMKM, serta mendirikan FinTech Office yang merupakan wadah pengembangan usaha Financial Technology di Indonesia,” imbuhnya.
Melihat besarnya keuntungan dan kesempatan pengembangan keuangan inklusif yang dihasilkan dari digitalisasi ekonomi, diperlukan kolaborasi antar sektor baik Pemerintah/Regulator, dunia industri, inovator, dunia pendidikan dan pelaku usaha antara lain UMKM dalam mendorong investasi dan inovasi ekonomi dan keuangan digital.
Dalam menghadapi derasnya arus digitalisasi yang sebagian besar diminati oleh kaum muda, perlu juga dimitigasi dampak negatif dari mudahnya memperoleh informasi khusunya dalam menjaga wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
Letnan Kolonel Inf. Erin Andriyanto selaku Pabandya Wanwil Staf Teritorial Kasdam XVII/Cenderawasih menyampaikan bahwa wawasan kebangsaan merupakan pemahaman masyarakat mengenal jati diri bangsa dalam mendayagunakan segala potensi negeri untuk mencapai cita-cita dan kepentingan nasional. Rendahnya wawasan kebangsaan berdampak pada tergerusnya rasa nasionalisme dan krisis jati diri bangsa. Terkikisnya rasa nasionalisme di kalangan muda dikhawatirkan akan berdampak buruk kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Padahal peranan pemuda sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa.
Jelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke – 74, Erin Andriyanto menghimbau agar kaum muda khususnya pelajar di Papua dapat memprioritaskan pendidikan dan pembinaan karakter bangsa dalam memajukan peradaban sehingga menjadi bangsa yang semakin terdepan dengan sumber daya manusia berilmu, berwawasan, dan berkarakter.
Karakter bangsa merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, karena hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa.
“Jangan mudah terhasut oleh berita hoax dan ujaran kebencian yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Karakter harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat dan jati diri yang kuat. Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, adalah harga mati,” ujarnya.
Paris Asa Bumbungan selaku pemilik Noken Clothing menyampaikan dengan memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan usahanya, yaitu pembuatan kaos khas Papua, maka dapat mendorong perkembangan usahanya lebih cepat. Kalau dahulu penjualan dilakukan hanya melalui toko dan kepada masyarakat Papua, maka sekarang dapat dilakukan melalui instagram, dan e-commerce yang dapat diakses oleh orang di seluruh dunia.
“Pasar Noken Clothing menjadi luas bahkan ada pembeli dari Jawa dan Sumatera sehingga meningkatkan penjualan Noken Clothing. Selain itu, sosial media juga dapat memberikan penghasilan apabila dapat dimanfaatkan untuk promosi yaitu melalui promosi berbayar. Diharapkan dengan semakin berkembangnya teknologi yang dapat mendukung usaha, para pelajar SMA di masa depan lebih berorientasi menjadi pengusaha sehingga dapat berperan pada penciptaan lapangan kerja,” kata Paris.
Kepala SMA Negeri 2 Jayapura, Christina D.W menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah memilih SMA Negeri 2 Jayapura sebagai tempat edukasi.
“Program Bank Indonesia Mengajar sangat bermanfaat, karena banyak hal yang belum diketahui para siswa menjadi lebih tahu, juga termasuk cara menangkal hoax di era digital,” kata Christina.
Peserta Bank Indonesia Mengajar, Jubelina Melinda Mara dan Merlian Mambrasar mengapresiasi kegiatan yang digelar Bank Indonesia. Menurut Jubelina, banyak hal yang tidak diketahui tentang Bank Indonesia, tetapi melalui kegiatan tersebut, dirinya menjadi paham tentang tugas dan fungsi Bank Indonesia. (Syahriah)
Comment