JAYAPURA [PAPOS] – Salah satu pulau terluas di Indonesia adalah Papua. Secara keseluruhan, Pulau Papua memiliki luas 786.000 kilometer persegi (km2). Dari luasan tersebut, yang dimiliki Indonesia sebesar 418.707,7 km2.
Sisanya menjadi bagian dari Papua Nugini. Dan sejak 2003, Papua terbagi menjadi 2 provinsi, yakni Papua dengan ibukotanya Jayapura dan Papua Barat dengan ibukotanya Manokwari.
Dengan kepemilikan seluas itu, Papua menyimpan banyak potensi. Mulai dari suku, budaya, wisata, dan kekayaan alam. Potensi yang dimiliki menjadi kekuatan Papua baik untuk menjaga identitas sekaligus bisa menjadi potensi ekonomi yang menarik.
Suku
Papua memiliki 255 suku dengan bahasa masing-masing. Di antaranya ada Suku Asmat, Biak, Dani, Kamoro, Sentani, dan Korowai. Suku Asmat termasuk suku asli Papua yang sudah familiar dan mendunia. Yang cukup dikenal dari suku ini adalah ukiran kayu tradisionalnya yang khas karena menggambarkan cerita nenek moyang mereka. Suku ini juga yang terbesar di Papua.
Biasanya, dalam 1 kampung hidup hingga 1000 orang. Setiap kampungnya punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara hukum budaya dan upacara keagamaan. Rumah keluarga dihuni oleh dua hingga tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan dapur sendiri. Setidaknya terdapat 70.000 orang Asmat di seluruh Indonesia.
Suku lainnya yang dikenal adalah Suku Dani yang tinggal di Lembah Baliem. Istilah nama Dani, berasal dari bahasa Moni, yakni ‘Ndani’ yang berarti sebelah timur matahari terbit. Keunikan suku ini adalah kebiasaan mandi saat matahari sedang terik.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi suhu udara dingin di pagi hari. Selain itu menurut kepercayaan mereka, pagi hari merupakan waktu untuk bekerja di ladang. Barulah mereka mandi setelah beraktivitas.
Suku Korawai juga punya keunikan lainnya. Suku ini dikenal karena masyarakatnya tinggal di rumah pohon yang disebut rumah tinggi. Tingginya bisa mencapai 50 meter dari permukaan tanah. Hal ini mereka lakukan untuk menghindari binatang buas dan gangguan roh jahat. Suku ini tinggal di Kabupaten Mappi, Papua dengan populasinya mencapai 3000 orang.
Budaya
Dengan banyaknya suku yang ada di Papua, tentu budaya yang dimiliki masyarakat Papua juga sangat kaya. Dan yang pasti tradisi budaya sebagian masyarakat Papua masih terjaga hingga sekarang.
Salah satunya yaitu tarian Sajojo. Siapa yang tak mengenal tarian ini? Hingga di pelosok negeri lainnya, tarian ini juga dilakukan oleh seluruh generasi tua dan muda. Sajojo merupakan tarian pergaulan yang bebas dibawakan oleh siapa saja, tanpa ada batasan usia. Jumlah penarinya pun tak terbatas.
Awalnya tarian ini hanya dipentaskan untuk acara adat saja. Namun belakangan juga digunakan untuk ajang penyambutan dan berbagai acara budaya.
Nama Sajojo berasal dari lagu yang mengiringinya. Lagu tersebut bercerita tentang seorang gadis cantik yang menjadi kembang desa dan disayangi keluarga. Lagu dan tariannya memiliki irama yang ceria.
Papua juga memiliki festival kebudayaan yang dilirik mancanegara, yaitu festival Danau Sentani. Festival yang digelar tiap tahun itu, sudah berlangsung sejak 2007. Para wisatawan akan disuguhi perayaan yang berlangsung 5 hari berupa pertunjukan adat asli Papua, bazar aksesoris, dan beragai kuliner.
Dalam penyelenggaraanya, acara ini melibatkan suku di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Alunan musik khas Papua, Tifa, juga terdengar setiap perayaan berlangsung. Festival ini digelar di lereng pegunungan cagar alam Cycloops. Diperkirakan luas danaunya mencapai 9.360 hektar dan berada pada ketinggian 75 meter di atas permukaan laut.
Alam yang Indah
Berkah lain dari Papua adalah alamnya yang indah. Salah satu yang paling populer adalah Raja Ampat. Destinasi ini cocok untuk yang hobi menyelam. Menurut The Nature Conservancy sebanyak 75% spesies laut dunia ditemukan di perairan Raja Ampat.
Wisata alam yang tak kalah indah adalah Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Tempat ini 90% berupa perairan. Pasirnya putih. Lengkap dengan air laut yang biru kehijauan dan rimbun dengan pohonan hijau.
Tempat ini cocok untuk para penyelam yang ingin menikmati alam bawah laut yang dihuni kura-kura, penyu, hiu, dan lumba-lumba.
Selain menikmati perairannya, di tempat ini wisatawan juga bisa menjelajahi pulau-pulaunya. Setidaknya ada empat pulau di taman nasional yang tak boleh Anda lewatnya. Di pulau ini wisatawan bisa jelajah gua dengan sumber air panas.
Wisata
Papua memiliki potensi wisata yang luar biasa. Keberagaman suku dan budaya yang unik tentu menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Karakter di masing-masing suku dengan kebudayaan yang terwariskan dari leluhur yang terjaga sampai sekarang tentu menjadi magnet bagi siapa saja yang tertarik dengan dunia tradisi.
Misalnya saja wisata di kampung-kampung yang masih mempertahankan rumah honai, rumah adat Papua. Bentuknya yang menyerupai jamur dengan atap jerami menjadi daya pikat.
Arsitekturnya yang unik tentu membuat orang penasaran. Bagaimana tidak, sekalipun tampak kecil dan sederhana, rumah ada ini mampu menampung banyak anggota keluarga. Selain itu juga multifungsi. Rumah adat ini juga banyak mengandung filosofi seperti symbol kepribadian dan harga diri.
Untuk melihat langsung kehidupan masyarakat yang tinggal di Honai dengan cara hidup yang masih tradisional, wisatawan bisa menjejakkan kakinya di Lembah Baliem.
Berkah yang luar biasa dari kekayaan alam juga keragaman suku dan budaya di Papua, tentu harus bisa dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Masyarakat juga harus bisa mengolahnya dan terus menggali potensi-potensi dari berbagai wilayah Papua lainnya. Ini juga yang diungkapnya Putri Nere, Miss Papua 2006 dalam podcast “Papua adalah Kita,” “Dari tempat-tempat yang banyak di Papua, orang rata-rata hanya mengenal Raja Empat.
Ternyata masih banyak lagi tempat yang indah di Papua. Jayapura (dan) Sentani merupakan salah satu yang bisa di eksplor, termasuk di tempat Mamat (Alkatiri, Komika asal Papua-red) di Fakfak. Air terjunnya terkenal sangat indah. Biak pantainya luar biasa. Sebenarnya spot-nya banyak sekali, Manokwari, Kaimana, ada lagunya senja di Kaimana.”[redaksi]
Cerita lengkap podcastnya, bisa Anda simak melalui link: https://www.youtube.com/watch?v=jPFzw5dp1vg
Comment