by

Bank Indonesia Ingin Kopi Papua Tembus Pasar Ekspor

-Ekbis-978 views

AYAPURA (PAPOS) – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Naek Tigor Sinaga mengatakan, Bank Indonesia ingin agar kopi Papua masuk ke pasar ekspor nasional dan internasional.

“Sekarang ini sudah terjalin bisnis antara pengrajin kopi dan PT Sarinah (Persero) melalui toko – tokonya di Jakarta. Sudah ada tandatangan kontrak bagaimana penjajakan kedepan kopi Papua bisa tembus ekspor ke Korea Selatan, untuk itu memang perlu kita dorong agar proses administrasi eskpor bisa berjalan dengan baik, jadi nanti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa kolaborasi dengan perbankan agar bisa go internasional dan mempermudah untuk eskpor,” kata Naek.

Naek menyebutkan, Indonesia merupakan negara keempat penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Pada tahun 2017, Indonesia menghasilkan kopi sebanyak 637.000 ton per tahun, oleh sebab itu, kopi, kata Naek, salah satu komoditas andalan untuk ekspor.

“Ekspor kopi pada tahun 2018 mencapai 1,4 miliar dolar Amerika. Bank Indonesia sebagai bank sentral ingin mengembangkan suatu produk yang strategis yang dapat menghasilkan devisa dari ekspor salah satunya kopi,” kata Naek dalam pembukaan Festival Kopi Papua 2019, di halaman kantor Bank Indonesia Provinsi Papua, Kamis (21/11/2019).

“Karena kita ketahui bahwa sumber devisa salah satu kekuatan ekonomi bangsa. Kita lihat negara Tiongkok dengan devisa yang sudah sedemikian besar, tentunya membuat stabilitas perekonomian sedemikian baik,” lanjutnya.

Naek menyebutkan, hal itu menjadi suatu tantangan bagaimana menjadikan kopi sebagai salah satu pendapatan masyarakat terutama di daerah potensial kopi.

“Bank Indonesia berkeinginan ekspor semakin maju kedepannya tak hanya dari sektor tambang, tapi juga dari sektor lainnya seperti hasil pertanian berupa kopi,” ucapnya.

Lebih lanjut Naek mengatakan, 40 persen perekonomian Papua ditopang oleh sektor pertambangan dan penggalian dari PT Freeport. Padahal, kata Naek, potensi sektor pertanian dan pariwisata juga dapat mendorong perekonomian Papua.

“Bagaimana kita mendorong sektor pariwisata yang bisa menghasilkan devisa, tentunya akan memberikan kontribusi pada perekonomian, juga sektor pertanian komoditas kopi,” kata Naek.

“Begitu banyak varietas kopi di Papua, tapi produksinya masih rendah sekitar 0,30 persen dari produksi nasional sebanyak 2016 ton pada tahun 2018. Produksi kopi tertinggi masih dipegang oleh provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, Aceh dan Jawa Timur,” lanjut Naek.

Agar Papua menjadi destinasi wisata, kata Naek, tempat-tempat wisata menyediakan warung kopi. “Sekarang kan ada warung kopi keliling, jadi bisa dikombinasikan anatara tempat wisata dan kopi,” imbuhnya. (Syahriah)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *