JAYAPURA (PAPOS) – Transaksi di Festival Kopi (Feskop) Papua 2019 yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua selama tiga hari pada 21-23 November 2019 mencapai Rp360.916.371.
Kepala Tim Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Darmawan Tohap B. Hutabarat mengungkapkan, dibandingkan pelaksanaan Feskop tahun 2018, Feskop tahun ini mengalami peningkatan 57 persen.
“Tahun 2018, transaksi di Feskop Papua sebesar Rp230.000.000, mengalami kenaikan, karena jumlah stand lebih banyak dari sebelumnya 20 stand menjadi 40 stand, hari pelaksanaannya juga ditambah sebelumnya 2 hari menjadi 3 hari,” kata Darmawan, Rabu (27/11/2019).
Darmawan melanjutkan, hari pertama pelaksanaan Feskop, transaksi sebesar Rp103.949.250, hari kedua sebesar Rp108.870.200 dan hari ketiga sebesar Rp148.096.921.
Sementara, jumlah kunjungan selama pelaksanaan Feskop Papua 2019 sebanyak14.558 orang, terbanyak hari ketiga mencapai 6.947 orang, hari kedua 4.297 orang dan hari pertama hanya 3.314 orang.
Dari 40 stand peserta festival, kopi di tiga stand mitra binaan Bank Papua terlaris. Kopi asal Ambaidiru, kepulauan Yapen, kopi dari Kampung Modio, Dogiyai dan kopi dari Yahukimo.yang ditampilkan pada Feskop lalu.
“Kontribusi penjualan kopi dari tiga stand yang merupakan binaan Bank Papua ini 6 persen dari total penjualan Rp360.916.371,” ucapnya.
Pihaknya menyarankan kepada pemilik kedai kopi agar memanfaatkan titik –titik keramaian seperti di kawasan wisata mengingat peminat kopi Papua semakin bertambah.
Tak hanya menggelar Feskop, Bank Indonesia juga mendatangkan pembeli kopi dari luar negeri yaitu dari Filipina dan Papua Nugini (PNG). “Pengusaha dari dua negara tersebut sudah melihat kopi Papua, bahkan dari Filipina tertarik dengan konsep warung kopi keliling menggunakan mobil bak terbuka,” kata Darmawan. (Syahriah)
Comment